Rabu, 06 Januari 2010

BIODATA

AURORA KUMALA CAHYANINGTYAS, dilahirkan di Tuban, Jawa Timur pada 4 Januari 1992. Gadis yang biasa dipanggil Ara atau Mala oleh keluarganya ini merupakan putri pertama dari pasangan Catur Budiono dengan Titik Mardiarti. Mempunyai adik laki-laki yang usianya terpaut satu tahun darinya, tidak lantas membuat penulis menjadi individu yang manja. Sejak kecil penulis telah dididik dan diajari tentang tanggung-jawab juga kedisiplinan oleh orang tua penulis sehingga menjadikan penulis menjadi seorang yang disiplin dan agak keras dalam menjalani hidup.

Penulis menghabiskan masa kecilnya di Pontianak, Kalimantan Barat. Pada usia satu tahun penulis beserta keluarga hijrah ke Pontianak dan menetap disana sampai usia sepuluh tahun. Disana penulis belajar mengenai persahabatan, kasih sayang, dan indahnya pesona alam ciptaan Tuhan. Namun memasuki jenjang sekolah menengah pertama, penulis kembali ke kampung halaman orang tua penulis, Trenggalek, Jawa Timur. Disana penulis menghabiskan masa remajanya hingga lulus sekolah menangah atas.

Penulis tergolong aktif dalam mengikuti organisasi intrasekolah dan perlombaan sejak kecil. Pada usia tiga tahun penulis telah memenangkan lomba menggambar tingkat junior di Pontianak. Penulis juga aktif dibidang pramuka dan telah memenangkan lomba cerdas cermat tingkat SD se-kabupaten Sungai Raya, Pontianak. Setelah melanjutkan studinya di Trenggalek penulis masih aktif dalam bidang organisasi dan seni. Kesenian yang paling disukai penulis adalah seni musik, tari, dan teater. Hingga pada tahun 2006 penulis bergabung dalam Gita Kumala Patra, sebuah ekstrakurikuler yang bergerak dibidang tarik suara dan Teater Cabe Legi SMA Negeri 1 Trenggalek yang telah memberi penulis pengalaman dan menjadi wadah bagi penulis untuk menyalurkan bakat dan minatnya. Pada tahun 2008 penulis diundang untuk mengikuti pentas seni dan budaya di Gedung Grahadi Surabaya dalam rangka melestarikan dan mengenalkan budaya asli Jawa Timur.

Kini penulis melanjutkan studinya di Universitas Negeri Malang demi mengejar gelar S1 Pendidikan Fisika dan cita-citanya untuk menjadi guru fisika yang baik, yang tidak hanya menjadi seorang “guru” yang hanya bisa menggurui murid-muridnya namun juga dapat menjadi seorang teman bagi muridnya sehingga proses pengajaran dan penyampaian materi dapat berjalan lebih efektif. Semoga harapan dan cita-cita penulis dapat segera terwujud. Bagi yang ingin bertukar pengalaman dengan penulis dapat menghubungi penulis di no. +6285735137662, atau di alamat ay_nazhwha yahoo.com

Jumat, 01 Januari 2010

Tugas Makalah BIK

METODE BELAJAR YANG BAIK MENURUT

HUKUM NEWTON

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Banyak orang tua, guru, dan mungkin teman kita memberikan nasihat agar kita belajar jauh hari sebelum waktu pelaksanaan ujian tiba. Tidak sedikit buku tentang cara belajar yang juga memberikan nasihat demikian. Secara umum kita semua setuju, terutama ketika kita masih duduk dibangku sekolah agar belajar secara bertahap dan sistematis.

Sebaliknya, pada dasarnya kita tidak setuju cara belajar dengan Sistem Kebut Semalam (SKS), yakni belajar semalam suntuk hanya pada saat menjelang ujian keesokan harinya. Selain melelahkan, cara ini cenderung menuai kegagalan. Namun, dengan berbagai alasan banyak siswa atau mahasiswa yang masih suka belajar dengan cara ini.

Melihat betapa besar pengorbanan orang tua dan mungkin juga sanak saudara mengeluarkan biaya dan mencurahkan perhatian kepada kita dengan harapan kita memperoleh pendidikan yang baik dan memiliki bekal ilmu, atau setidaknya ijazah yang dapat dijadikan prasyarat guna mendapatkan pekerjaan, lebih jauh masyarakat di kampung hingga negara menaruh harapan besar dipundak siswa sebagai penerus bangsa. Apapun alasannya, belajar jelas penting dan sangat perlu apalagi bagi siswa , minimal untuk mencapai syarat kelulusan.

Untuk lebih memotivasi siswa dan guru, pada kesempatan ini penulis memaparkan tentang cara belajar yang baik ditinjau dari sudut pandang sains dan juga memberikan alasan ilmiah mengapa kita lebih baik belajar secara berkesinambungan jauh hari sebelum ujian daripada dengan cara dadakan (SKS). Penulis barharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, para peserta didik khususnya, agar lebih termotivasi dalam belajar dan memperbaiki cara belajarnya.

1.2 Rumusan Masalah

Dalam penulisan makalah ini penulis membatasi rumusan masalah sebagai berikut:

A. Apa bunyi hukum I, II, dan III Newton?

B. Apa kaitan antara hukum I, II, dan III Newton dengan kegiatan belajar?

C. Bagaimana kegiatan belajar yang baik menurut hukum I, II, dan III Newton?

D. Apa tips dan trik untuk belajar lebih cepat dan efisien?

1.3 Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

A. Untuk mengetahui bunyi hukum I, II, dan III Newton.

B. Untuk mengetahui kaitan antara hukum I, II, dan III Newton dengan kegiatan belajar.

C. Untuk mengetahui kegiatan belajar yang baik menurut hukum I, II, dan III Newton

D.Untuk mengetahui tips dan trik untuk belajar lebih cepat dan efisien.

BAB II

PEMBAHASAN

Ada beberapa hukum dalam sains yang dapat dijadikan landasan ilmiah tentang cara belajar yang baik, misalnya hukum Newton. Hukum Newton dikemukakan oleh Isaac Newton, seorang ilmuan dari Inggris (1642-1727) yang pada tahun 1687 menjelaskan tiga hukum mengenai gerak yang kemudian dikenal dengan hukum Newton.

Hukum Newton yang sangat terkenal dalam pelajaran fisika dan telah diaplikasikan dalam berbagai bidang ternyata dapat pula dikaitkan dengan cara belajar yang baik. Sebelum membahas cara belajar yang baik menurut hukum Newton, terlebih dahulu akan dibahas bunyi Hukum I, II, dan III Newton.

2.1 Bunyi Hukum I, II, dan III Newton

A.Hukum I Newton

Setiap benda pada prinsipnya mempunyai sifat lembam, artinya benda itu mempunyai sifat untuk mempertahankan keadaanya. Menurut Santoso (2005), hukum I Newton yang dikenal juga dengan hukum kelembaman berbunyi “setiap benda akan tetap berada dalam keadaan diam atau bergerak lurus beraturan, bila tidak dikenai gaya dari luar (∑ F = 0)”.

Hal ini dapat diartikan untuk mengubah keadaan benda dari diam menjadi bergerak, atau dari bergerak menjadi diam diperlukan suatu gaya. Sedangkan benda yang bergerak lurus beraturan tidak memerlukan gaya lagi untuk tetap bergerak lurus beraturan (tanpa percepatan). Supriyono (2008) memberikan contoh ketika kita berada dalam kendaraan yang sedang bergerak, kemudian kendaraan tersebut tiba-tiba direm maka kita akan terdorong kedepan. Sebaliknya pada saat kita berada dalam kendaraan yang diam kemudian tiba-tiba kendaraan itu dijalankan maka kita akan terdorong kebelakang

B.Hukum II Newton

Jika hukum I Newton berbicara tentang kelembaman (keengganan untuk berubah), maka hukum II Newton berbicara tentang percepatan (perubahan kecepatan). Santoso (2005) menyatakan bahwa hukum II Newton berbunyi “percepatan yang ditimbulkan oleh gaya yang bekerja pada suatu benda sebanding dengan gaya itu dan berbanding terbalik dengan massa kelembaman benda tersebut”.

Artinya semakin besar gaya yang bekerja, semakin besar percepatan yang ditimbulkan, begitu pula sebaliknya. Karena percepatan benda berbanding terbalik dengan massa benda, maka semakin besar massa benda, semakin kecil pula percepatan yang dihasilkan oleh gaya yang sama. Jika suatu benda mengalami percepatan, maka kecepatan benda akan semakin besar dengan bertambahnya waktu, begitu pula sebaliknya.

C.Hukum III Newton

Hukum III Newton disebut juga sebagai hukum aksi-reaksi. Apabila sebuah benda mengerjakan gaya pada benda lain (aksi), maka benda kedua juga akan memberikan gaya yang besarnya sama dengan gaya yang diberikan benda satu, namun dengan arah yang berlawanan dengan arah gaya benda satu.

Sebagai contoh ketika kita menekan sebuah buku dengan telapak tangan kita, maka buku tersebut juga akan memberikan gaya tekan ke telapak tangan kita dengan basar yang sama namun dengan arah yang berlawananan terhadap gaya yang kita berikan (Suwasono, 2009).

2.2.Kaitan antara Hukum I, II, dan III Newton dengan Kegiatan Belajar

A.Kaitan antara Hukum I Newton dengan kegiatan Belajar

Kita seringkali atau pernah mengalami suatu keadaan di mana kita merasa kesulitan untuk memulai belajar. Ketika kita sudah menyiapkan buku dan perlengkapan belajar lainnya, kemudian kita duduk sambil menikmati makanan ringan disertai alunan musik dari radio. Tetapi bukannya materi pelajaran yang masuk, kita hanya membolak-balik halaman pertama sementara tanpa terasa makanan ringan di meja akhirnya habis. Selanjutnya kita merasa lelah seakan-akan tiada kekuatan untuk berkonsentrasi dan melawan rasa malas, dan kemudian kita tertidur. Hal ini dapat dimengerti karena kita dari keadaan diam (belum pernah belajar) cenderung untuk tetap diam (tidak belajar).

Lain halnya kalau kita diberi tugas yang harus dikumpulkan esok harinya dan tugas ini akan dinilai serta mempengaruhi kualitas kelulusan. Maka jika kita belum mengerjakannya dapat dipastikan kita memiliki suatu kekuatan besar dan terdorong untuk menyelesaikan tugas tersebut. “Jadi, memang diperlukan suatu gaya dari luar (energi pendorong atau motivasi kuat) yang dapat memaksa kita dari keadaan diam (tidak belajar) menjadi berada dalam keadaan belajar”(Santoso, 2005).

Sebaliknya, jika kita berada dalam keadaan belajar dan bergerak lurus beraturan (maksudnya kita sudah memahami materi pelajaran), maka kita sering lupa waktu. Kita tidak merasa berat untuk belajar bahkan sering merasa tertarik untuk terus belajar, kecuali kalau ada gaya dari luar yang sangat kuat. Misalnya, acara film yang sangat disukai atau kedatangan tamu spesial yang tidak bisa kita tolak.

Hal ini sesuai dengan Hukum I Newton, benda yang berada dalam keadaan bergerak lurus beraturan akan cenderung bergerak lurus beraturan, kecuali jika ada gaya dari luar yang bekerja pada benda tersebut. Jadi, menurut Hukum I Newton, kita sebaiknya belajar secara berkesinambungan dan teratur serta menghindari atau mengatasi segala sesuatu yang dapat menghambat usaha belajar kita.

B.Kaitan antara Hukum II Newton dengan Kegiatan Belajar

Adakalanya semangat belajar begitu besar, tetapi dilain waktu kita seringkali kurang bersemangat untuk belajar. Karena semangat belajar mempengaruhi kualitas proses belajar, maka semangat belajar akan turut menentukan hasil dari proses belajar, yakni penguasaan materi, pengembangan materi hingga kualitas kelulusan kita (nilai hasil ujian).

Dari Hukum I Newton kita mengetahui bahwa jika kita sudah dalam keadaan belajar secara beraturan dan tidak ada sesuatu yang dapat mengganggu belajar kita, maka kita cenderung untuk tetap terus belajar (berkesinambungan), namun dengan kecepatan penguasaan materi yang sama. Dari Hukum II Newton kita dapat menyatakan bahwa diperlukan adanya gaya (motivasi) untuk mengubah kecepatan pengusaan materi belajar. Jika besarnya motivasi untuk maju sama besar dengan keengganan kita untuk maju (yang berdampak pada suatu kemunduran), maka resultan gaya (F.s) sama dengan nol. Berarti proses belajar kita tidak mengalami kemajuan tanpa adanya motivasi untuk lebih cepat atau lebih banyak menguasai materi. Bila kita menginginkan percepatan yang besar, diperlukan adanya suatu motivasi yang besar pula.

Santoso (2005) menarik kesimpulan bahwa.

Massa kelembaman dapat diartikan sebagai tingkat keengganan (kemalasan) kita sendiri atau tingkat kesulitan materi pelajaran yang dihadapi. Semakin besar tingkat kemalasan atau semakin tinggi tingkat kesulitan materi pelajaran, maka diperlukan gaya (motivasi) yang besar untuk mencapai tingkat percepatan yang sama dalam proses penguasaan materi. Dengan kata lain, untuk tingkat penguasaan yang sama (setara), materi pelajaran yang lebih sulit memerlukan motivasi lebih besar daripada materi pelajaran yang relatif lebih mudah. Jika tingkat motivasi untuk pelajaran yang sangat sulit (kita memang mengalami kesulitan untuk menguasainya) kita buat sama dengan tingkat motivasi untuk pelajaran yang mudah, maka dapat dipastikan hasil yang diperoleh akan berbeda.

C.Kaitan antara Hukum III Newton dengan Kegiatan Belajar

Hukum III Newton dapat diartikan bahwa jika kita membenci suatu materi pelajaran apapun alasannya, maka pelajaran tersebut akan balas membenci kita. Akibatnya, akan semakin sulit bagi kita untuk menguasai materi pelajaran tersebut jika kita sendiri membenci pelajaran itu. Jadi kita harus berusaha menyukai pelajaran yang akan kita pelajari agar kita lebih mudah menguasai materi pelajaran tersebut.

2.3.Kegiatan Belajar yang Baik Menurut Hukum I, II, dan III Newton

Jangan belajar hanya pada saat menjelang ujian. Jika terlalu lama dalam keadaan diam (tidak belajar), maka kita semakin sulit untuk memulainya. Semakin lama kita tidak belajar, semakin besar kecenderungan kita untuk tetap tidak belajar. Buatlah suatu keadaan seolah-olah kita selalu dalam keadaan belajar. Ini tidak berarti kita harus terus menerus belajar tanpa istirahat, yang dimaksud disini adalah kita belajar secara berkesinambungan dan teratur. Sinambung artinya berkaitan antara proses belajar hari ini dengan hari-hari sebelumnya. Kalaupun kita sedang berlibur, selalu upayakan agar kita tidak lepas sama sekali dengan mata pelajaran.

Bangkitkan motivasi yang kuat untuk belajar, terutama untuk pelajaran yang lebih sulit. Semakin sulit materi pelajaran, semakin besar motivasi yang diperlukan untuk menguasainya. Untuk membangkitkan motivasi ada berbagai cara, salah satunya dengan membayangkan betapa puas dan bangganya kita jika kita mampu menguasai pelajaran yang sulit. Anggaplah semua pelajaran penting dan berguna bagi masa depan kita. Kejarlah prestasi terbaik karena kesempatan yang baik biasanya lebih memihak pada orang-orang terbaik. Selalu mengingat bahwa belajar itu termasuk ibadah. Tuhan tidak akan menilai kesuksesan belajar seseorang hanya dari nilai hasil ujian, tetapi Tuhan akan menilai proses perjuangan kita untuk memperoleh nilai tersebut.

Dan yang terakhir jangan sekali-kali membenci suatu mata pelajaran dengan alasan apapun. Pepatah mengatakan bahwa tak kenal maka tak sayang. Dalam hal ini mungkin Anda belum mengenal mata pelajaran yang Anda benci tersebut. Coba kenali lagi mata pelajaran itu lebih jauh, mungkin Anda akan menyukainya.

2.4.Tips dan Trik Belajar Lebih Cepat dan Efisien

Belajar merupakan hal yang wajib dilakukan oleh para pelajar dan mahasiswa. Belajar pada umumnya dilakukan di sekolah ketika jam pelajaran berlangsung dibimbing oleh bapak atau ibu guru. Belajar yang baik juga dilakukan di rumah baik dengan maupun tanpa pekerjaan rumah. Belajar yang dilakukan secara terburu-buru akibat dikejar-kejar waktu memiliki dampak yang tidak baik Berikut ini adalah tips dan triks yang dapat menjadi masukan dalam mempersiapkan diri dalam menghadapi ulangan atau ujian dan agar belajar menjadi lebih cepat dan efisien.

· Belajar Kelompok
Belajar kelompok dapat menyebabkan kegiatan belajar menjadi lebih menyenangkan karena ditemani oleh teman dan berada di rumah sendiri sehingga dapat lebih santai. Namun sebaiknya belajar kelompok tetap didampingi oleh orang dewasa seperti kakak, paman, bibi, orang tua, atau orang lain yang dianggap ahli agar belajar tidak berubah menjadi bermain. Belajar kelompok juga ada baiknya mengajak teman yang pandai dan rajin belajar agar teman yang tidak pandai menjadi tertular pintar. Dalam belajar kelompok kegiatannya adalah membahas pelajaran yang belum dipahami oleh semua atau sebagian kelompok belajar baik yang sudah dijelaskan maupun yang belum dijelaskan guru.

· Rajin Membuat Catatan Intisari Pelajaran
Sebaiknya kita mencatat bagian-bagian pelajaran yang dianggap penting pada kertas atau buku kecil yang dapat kita bawa kemana-mana sehingga dapat dibaca dimanapun kita berada. Namun catatan tersebut jangan disalahgunakan untuk dijadikan media mencontek karena dapat merugikan kita sendiri.

· Membuat Perencanaan Yang Baik
Untuk mencapai suatu tujuan biasanya diiringi oleh rencana yang baik. Oleh karena itu ada baiknya kita membuat rencana belajar dan rencana pencapaian nilai untuk mengetahui apakah kegiatan belajar yang kita lakukan telah maksimal atau perlu ditingkatkan. “Sesuaikan target pencapaian dengan kemampuan yang kita miliki…buat rencana belajar yang diprioritaskan pada mata pelajaran yang lemah dan buatlah jadwal belajar yang baik”(Adha, 2009).

· Menjadi Aktif Bertanya dan Ditanyai
Jika ada hal yang belum jelas, maka sebaiknya kita bertanya kepada guru, teman, orang tua, atau orang lain yang dianggap ahli dibidangnya. Jika kita bertanya, biasanya kita akan lebih mengingat jawaban dari pertanyaan tersebut. Bertanyalah secukupnya dan jangan bersifat menguji orang yang kita tanyai. Tawarkanlah kepada teman untuk bertanya kepada kita hal-hal yang belum dia pahami. Semakin banyak kita bertanya dan ditanyai, maka kita dapat semakin mengingat jawaban dari pertanyaan tersebut dan apabila kita juga tidak tahu jawaban yang benar, maka kita dapat membahasnya bersama-sama dengan orang lain.

· Belajar Dengan Serius dan Tekun
Ketika belajar di kelas sebaiknya kita mendengarkan dan membuat catatan tentang apa yang guru jelaskan. Catatan merupakan hal yang penting karena bisa saja hal yang kita catat tidak ada di buku dan mungkin suatu saat akan keluar pada saat ulangan atau ujian. Ketika kita mempunyai waktu luang, sebaiknya kita menggunakan waktu luang tersebut untuk membaca kembali catatan yang telah kita buat tadi dan cobalah untuk menghapalkan dan mengerti catatan tersebut. Jika kita sudah merasa mantap dengan suatu pelajaran, maka ujilah diri sendiri dengan mengerjakan soal-soal yang terkait dengan materi pelajaran yang telah kita pelajari tadi. Setelah semua soal telah kita kerjakan, sebaiknya kita memeriksa jawaban kita dengan kunci jawaban yang telah tersedia atau sebaiknya kita mencocokkan jawaban kita tadi dengan jawaban milik teman sehingga apabila terdapat kesalahan kita dapat langsung bertanya kepada teman yang jawabannya dicocokkan dengan jawaban kita. Kemudian pelajari kembali soal-soal yang salah dijawab.

· Hindari Belajar Berlebihan
Jika waktu ujian atau ulangan sudah dekat biasanya kita akan merasa panik jika belum siap. Jalan pintas yang sering dilakukan oleh pelajar yang belum siap adalah dengan belajar hingga larut malam, bergadang atau membuat contekan. Menurut Adha (2009), “ketika akan menghadapi ujian sebaiknya kita tetap tidur tepat waktu karena jika bergadang semalaman suntuk akan membawa dampak yang buruk bagi kesehatan, terutama bagi anak-anak”.

· Jujur Dalam Mengerjakan Ulangan Dan Ujian
Hindari mencontek ketika sedang mengerjakan soal ulangan atau ujian. Mencontek dapat membuat kita menjadi orang yang curang dan pembohong. Bagaimanapun juga kebohongan tidak dapat ditutup-tutupi terus-menerus dan kita akan cenderung untuk melakukan kebohongan selanjutnya untuk menutupi kebohongan sebelumnya. Anggaplah dengan mencontek kita pasti akan ketahuan guru dan memiliki masa depan sebagai penjahat apabila kita melakukan kecurangan.

· Lihatlah garis besarnya terlebih dahulu.

Jika kita membaca suatu bahan yang baru dan belum dikenal, jangan menceburkan diri langsung ke dalamnya. “Anda bisa meningkatkan pemahaman dan pengingatan kalau Anda terlebih dahulu melihat…garis besarnya. Lihatlah semua subjudul, keterangan foto dan ringkasan yang ada”(Shalka, 2005). Pada laporan atau artikel, sebaiknya kita membaca kalimat pertama setiap paragraf. Begitu juga dengan membaca buku, sebaiknya kita melihat daftar isi dan membaca kata pengantarnya sebelum membaca isi dari buku tersebut. Semua tinjauan selayang pandang awal ini tentunya akan membantu Anda dalam memberikan gambaran tantang apa yang akan Anda baca.

· Berlatihlah dalam teknik meningkatkan kemampuan mengingat

Terdapat banyak teknik untuk meningkatkan kemampuan mengingat, salah satunya disebut mnemonics.Teknik ini mengubah infornasi baru menjadi formulasi yang lebih mudah diingat. Contohnya Homes. Homes merupakan singkatan dari Huron, Ontario, Michigan, Erie, dan Superior, nama-nama danau besar di Amerika. Atau “My very educated mother just served us nine pickles”, yang merupakan singkatan dari susunan planet dalam tatasurya secara berurutan, Merkurius, Venus, Earth, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus. Dan yang terakhir Pluto.Mnemonics yang dulunya ditolak oleh para peneliti karena dianggap sebagai permainan belaka, kini dianggap sebagai sarana yang efektif untuk memperkuat ingatan, atau bahkan melipatgandakan jumlah bahan baru yang bisa diingat oleh para peserta tes (Shalka, 2005).

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari uraian diatas, ternyata hukum dalam sains pun dapat dijadikan landasan ilmiah mengenai cara belajar yang baik, salah satunya adalah hukum Newton. Hukum I Newton berbunyi setiap benda akan tetap berada dalam keadaan diam atau bergerak lurus beraturan bila tidak dikenai gaya dari luar. Hukum II Newton berbunyi percepatan yang ditimbulkan oleh gaya yang bekerja pada suatu benda sebanding dengan gaya itu dan berbanding terbalik dengan massa kelembaman benda tersebut. Sedangkan hukum III Newton berbunyi apabila sebuah benda mengerjakan gaya pada benda lain (aksi), maka benda kedua juga akan memberikan gaya yang besarnya sama dengan gaya yang diberikan benda satu, namun dengan arah yang berlawanan dengan arah gaya benda satu (reaksi).

Dari hukum I Newton kita dapat menarik kesimpulan bahwa jika kita sudah dalam keadaan belajar secara beraturan dan tidak ada sesuatu yang dapat mengganggu belajar kita, maka kita akan cenderung untuk tetap terus balajar namun dengan kecepatan penguasaan materi yang konstan.Sedangkan dari hukum II Newton kita dapat menyatakan bahwa diperlukan adanya gaya (motivasi) untuk

mengubah kecepatan penguasaan materi belajar kita. Bila kita menginginkan percepatan yang besar diperlukan motivasi yang semakin besar pula.

Dan menurut hukum III Newton pelajaran dapat diibaratkan sesuai dengan hukum aksi-reaksi. Jika kita membenci suatu pelajaran, maka pelajaran tersebut

akan balik membenci kita. Akibatnya, kita akan lebih sulit menguasai materi pelajaran tersebut.

3.2 Saran

Dalam kaitannya dengan kegiatan belajar, menurut hukum I Newton sebaiknya kita belajar secara berkesinambungan dan teratur serta menghindari segala sesuatu yang dapat menghambat usaha belajar kita. Semakin lama kita tidak belajar, semakin besar kecenderungan kita untuk tetap tidak belajar.

Sebaiknya kita selalu membangkitkan motivasi umtuk belajar karena hal ini sesuai dengan hukum II Newton. Dan janganlah membenci suatu pelajaran jika Anda ingin menguasai pelajaran tersebut. Karena bila kita membenci suatu mata pelajaran, maka kita akan lebih sulit untuk menguasai mata pelajaran yang kita benci tersebut. Hal ini sesuai dengan hukum III Newton.


Daftar Rujukan

· Kanginan, Marthen. 2006. Fisika untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.

· Supriyono, dkk. 2008. Buku Pintar Belajar Fisika untuk SMA/MA Kelas X. Surabaya: Sagufindo Kinarya.

· Santoso, Uripto. 2005. Cara Belajar yang Baik Menurut Hukum Newton, (Online), (http://groups.yahoo.com/group/pakguruonline/massage/55, diakses 7 November 2009).

· Shalka, Patricia. 2005.Enam Kunci untuk Belajar Lebih Cepat, (Online), (http://www.mail-archive.com/filsafat@yahoogroups.com/msg00917.html, diakses 7 November 2009).

· Adha. 2005.Tips dan Trik Cara Belajar yang Baik, (Online), (http://www.stargis.geo.ugm.ac.id/index.php?view=article&catid=1%3Alatest&id=38%3Atips-dan-trik-cara-belajar-yang-baik&format=pdf&options=com-content&itemid=33, diakses 7 november 2009).

· Rohmandani, Rosyita.(asma98_01@yahoo.co.id). 8 November 2009. Artikel Hukum Newton. Email kepada Aurora Kumala Cahyaningtyas (ay_nazhwha@yahoo.com).